Abstrak RSS

Pengaruh Pemberian N-asetilsistein Intravena Terhadap Klirens Homosistein Pada Penderita Hemodialisis Reguler Dengan Penggunaan Dializer Low Flux

Pengaruh Pemberian N-asetilsistein Intravena Terhadap Klirens Homosistein Pada Penderita Hemodialisis Reguler Dengan Penggunaan Dializer Low Flux
Afiatin, Rully MA Roesli, A. Hadi Martakusumah, Enday Sukandar
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , , ,

Selama periode 20 tahun terakhir perkembangan teknik dialisis maju pesat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi angka kematian tetapi penyakit kardiovaskular masih tetap merupakan penyebab kematian utama, dengan angka 40 -50 %. Penelitian epidemiologi klinik pada pasien dialisis mengungkapkan faktor risiko non tradisional mempunyai peranan penting dalam patofisiologi penyakit kardiovaskuler. Homosisitein merupakan salah satu faktor risiko non tradisional yang mendapat perhatian sebagai penyebab disfungsi endotel. Hasil uji klinik tentang faktor risiko non tradisional yang melibatkan banyak pasien disertai dengan meta analisis merupakan salah satu bukti yang terkait sesuai dengan pernyataan ilmiah dari American Heart Association. Pada saat ini pemberian asam folat dan vitamin B6 serta B12 dipakai sebagai standar terapi hiperhomosisteinemia walau pun tidak menurunkan kadar homosistein sampai normal. Akhir-akhir ini mulai dikembangkan N-asetilsistein sebagai antioksidan untuk intervensi pencegahan mau pun terapi penyakit kardiovaskuler pada pasien dialisis. Homosistein termasuk salah satu partial dialyzable substance terbuti dari hasil penelitian di negara maju yang menggunakan dializer baru dengan kualitas tinggi (high flux). Maksud dan tujuan uji klinis ini untuk menentukan efektivitas N-asetilsistein pada pasien hemodialisis reguler dengan menggunakan dializer low flux.

Penelitian ini dirancang sebagai uji klinis dengan disain time series dan populasi adalah pasien hemodialisis reguler di renal unit Rumah Sakit Hasan Sadikin yang berjumlah 108 orang. Jumlah sampel yang memenuhi syarat statistik sebanyak 20 orang, dengan á 0,05 dan power 80 %. Sampel diambil secara acak sederhana. Klirens homosistein dinilai secara tidak langsung dengan penurunan absolut dan proporsi kadar homosistein post terhadap pre hemodialisis. Kadar homosistein diukur pada pre dan post hemodialisis setiap tindakan hemodialisis dengan menggunakan metoda fluoresence polarization immunoassay (FPIA). Setiap subyek mengalami dua kali pengukuran, tindakan pertama hemodialisis dilakukan secara standar dengan dializer baru jenis cellulosa diacetat high performance, kemudian selang 2 minggu dilakukan hemodialisis dengan penggunaan dializer baru ditambah dengan pemberian N-asetilsistein intravena sebanyak 5 gram yang dilarutkan dalam Dextrose 5 % 500 ml selama 4 jam sesuai waktu hemodialisis. Hasil dianalisis dengan piranti lunak SAS (Statistical Analysis System) versi 12.0. Analisis dengan metoda Kolmogorov Smirnov untuk distribusi data serta student t test untuk menilai variabel.

Dua puluh subyek mengikuti penelitian ini sampai selesai. Berdasarkan uji statistik didapatkan perbedaan yang bermakna dari kedua parameter klirens antara hemodialisis standar dengan hemodialisis dengan penambahan N-asetilsistein intravena (p = 0,000). Tidak didapatkan efek samping pemberian N-asetilsistein intravena pada penelitian ini.

Simpulan : pemberian N-asetilsistein intravena saat tindakan hemodiálisis dapat meningkatkan klirens homosistein sama baiknya pada penggunaan dializer low flux baru mau pun pakai ulang.

In the last two decades we have seen much improvement in dialysis techniques in order to decrease mortality in dialysis patients. However cardiovascular disease is still the leading cause of death in this population (40-50 %). This is due to non traditional risk factor. Clinical epidemiology trials demonstrate that non traditional risk factor has important role on patophysiology of cardiovascular disease. One of them is homocysteine which is known as endothel dysfunction cause. Clinical trials about non traditional risk factor which has a lot of subject and follow by metaanalysis should be undertaken to meet scientific statement of American Heart Association. According to previous trial treatment with folic acid and vitamin B6 and B12 as standard therapy for hyperhomocysteinemia although this treatment has never been reported to reach normal level. Based on trials in developed countries homocysteine is known as partially dialyzable substance. Most of dialysis in these countries uses high flux dialyzer. In the last decade N-acetylcysteine an antioxidant, is used to prevent cardiovascular disease in dialysis patients by reducing homocysteine. There is limited data on effectivity of Nacetylcysteine on chronic dialysis patients using low flux and reused dialyzer. This study is conducted to determine the efficacy of intravenous N-acetylcysteine during hemodialysis procedure which use both new and reuse low flux dialyzer.

This study comprised 108 chronic hemodialysis patients attending Renal Unit Hasan Sadikin Hospital. The study design was clinical trial with time series. Number of sample which meet statistically level of significant (á: 0.05 and â: 0.80) is 20. The method of sampling is simple randomized. Twenty subjects were performing three times hemodialysis. The clearance of homocysteine was calculated indirectly by its serum concentration before and after hemodialysis. Fluorescence polarization immunoassay (FPIA) technique was used to measured homocysteine concentration. Clearance of homocysteine was measured on which hemodialysis using new dialyzer, secondly new dialyzer with N-acetylcysteine treatment and thirdly reused dialyzer with Nacetylcysteine treatment. Intravenous N-acetylcysteine which was diluted in 5 % Dextrose solution with slow continuous administration in 4 hours during the hemodialysis procedure. Hemodialysis was performed using cellulosa diacetat high performance dialyzer. The results were statistically analyzed by SPSS version 12.0 with Kolmogorov Smirnov method for data distribution and analysis of variance for the effect.

Twenty subjects were completed the study. . A significant decrease of absolute and proportion of homocysteine level were found in the N- acetylcysteine treatment when compared to control. (p=0.000) No significant difference of homocysteine clearance in reused dialyzer when compared to new dialyzer with N-acetylcysteine treatment (p= 0.535 and p=0.999). No side effect was reported.

Intravenous N-acetylcysteine treatment in hemodialysis procedure can increase homocysteine clearance using either new or reused dialyzer.

Download: pdf