Abstrak
Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular (Cma) Serta Media Campuran Subsoil Dan Kompos Pada Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis ) Kultivar Sungai Pancur 2 (Sp 2)
Cucu Suherman, Anne Nuraini, dan Santi Rosniawaty
Unpad
Indonesia
Unpad
Cendawan Mikoriza Arbuskular, kompos tandan kosong sawit, kompos UNPAD, pembibitan
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis CMA dan komposisi media campuran subsoil dengan kompos di pembibitan awal yang menghasilkan pertumbuhan terbaik bibit kelapa sawit di pembibitan utama. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Ketinggian tempat 753,966 m dpl, dengan tipe curah hujan C menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951). Jenis tanah Inceptisol. Penelitian berlangsung selama 8 bulan, mulai bulan Mei sampai Desember 2007.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 14 perlakuan dan.diulang tiga kali. Pembibitan kelapa sawit dilakukan pada polibeg. Perlakuan yang diberikan pada pembibitan awal adalah sebagai berikut : A: Top Soil saja; B: Subsoil Saja; C : subsoil + kompos tandan kosong sawit (1:1); D: subsoil + kompos tandan kosong sawit (2:1); E: subsoil + kompos UNPAD (1:1); F: subsoil + kompos UNPAD (2:1); G: CMA 10g + [subsoil + kompos tandan kosong sawit (1:1)]; H: CMA 10 g + [subsoil + kompos tandan kosong sawit (2:1)]; I: CMA 10 g + [subsoil + kompos UNPAD (1:1)]; J: CMA 10 g + [subsoil + kompos UNPAD (2:1)]; K: CMA 15g + [subsoil + kompos tandan kosong sawit (1:1)]; L: CMA 15 g + [subsoil + kompos tandan kosong sawit (2:1)]; M: CMA 15 g + [subsoil + kompos UNPAD (1:1)]; N: CMA 15 g + [subsoil + kompos UNPAD (2:1)] Hasil percobaan menunjukkan bahwa Subsoil dapat dijadikan media pembibitan kelapa sawit di pembibitan awal dengan penambahan kompos dan, pupuk hayati FMA. Perbandingan ideal subsoil dengan kompos adalah 2 : 1, sedangkan penambahan FMA 10 g/tanaman adalah yang paling optimal.