Abstrak
Dampak Globalisasi Terhadap Pertanian Indonesia
Iwan Setiawan
Unpad
Indonesia
Unpad
dampak globalisasi, Ekonomi, pertanian indonesia
Menghangatnya kembali diskursus globalisasi dalam bangsa yang aneh ini, cukup tepat untuk direspon, karena sejatinya struktur dan cultur bangsa ini masih patut dipertanyakan kelayakan dan kesiapannya dalam menghadapi globalisasi. Kenapa bangsa ini dikatakan aneh? Karena bangsa yang secara sah telah menyatakan keterlibatannya dalam globalisasi (baca: perdagangan bebas) ini masih tetap tampak santai dan tidak responsif atas manuper politik negara pesaing pra-globalisasi. Borok dan kelemahan bangsa yang masih kentara disana sini, baik pada human capital, supporting institution, maupun natural resources sepertinya enggan untuk dieliminasi oleh para pelaku kebijakan.
Anehnya lagi, diskursus globalisasi di Indonesia pada kenyataannya hanya marak pada tataran wacananya, sementara pasca legalisasi, entitas ekonomi ini “sepi” seperti tidak mengerti atas substansi dan implikasi globalisasi. Mungkinkah bangsa ini terlalu pede dengan kekayaan alamnya, atau jangan-jangan kita ini memang terkena sindrom local community AIDS (Stohr, 1990). Tetapi “Tidak” kata para ekonom, karena sesungguhnya globalisasi memberikan peluang yang sama kepada semua negara (kayamiskin, utara-selatan, timur-barat, dsb) untuk menjadi kuat dan kaya. Tetapi harus ingat kata para sosiolog, bahwa globalisasi yang berpijak di atas kapitalisme juga berpeluang bagi meningkatnya kesenjangan dalam relasi dualisme tersebut.