Abstrak
Dampak Program Pembangunan Irigasi Partisipatif Terhadap Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air Di Indonesia
Iwan Setiawan, SP., MSi
Unpad
Indonesia
Unpad
air, Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan, indonesial, irigasi, Pembangunan Irigasi Partisipatif, petani
Secara umum, dana bantuan pembangunan irigasi di Indonesia berasal dari 5 (lima) sumber, yaitu: World Bank (JIWMP, WATSAL, IWIRIP, WISMP, NTB-WRMP), Asian Developmment Bank (FMIS, Capacity Building, NSIASP, PISP), Japan Bank for International Cooperation (SSIMP, RDPP, PTSL), Uni Eropa (GGWRM, SDIA-BKA Bali) dan APBN/APBD. Secara makro, keterkaitan (integration) dan keberlanjutan (sustainability) pendanaan dan program antar proyek, baik berdasarkan ruang maupun waktu, sudah terencana dan terlaksana dengan baik. Kecuali dana hibah, pendanaan proyek dilaksanakan melalui sharing, baik dengan APBN maupun APBD. Implementasi komponen dan kegiatan proyek juga relatif sejalan dengan apa yang disepakati (planning), baik program yang terkait dengan aspek sosial-budaya (seperti meningkatkan partisipasi masyarakat pengguna air), ekonomi (meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani), fisik-teknis (efisiensi penggunaan air, OP, OM), maupun penguatan kapasitas kelembagaan pada berbagai level (institusi birokrasi sampai institusi P3A/GP3A di tingkat petani) terutama dari sisi struktur dan kuantitasnya (Ford Foundation, 1996; World Bank, 2006; Bappenas, 2007).