Abstrak RSS

Potential And Oportunity In Processing Rabbit’s Product Technology

Potential And Oportunity In Processing Rabbit’s Product Technology
Kusmajadi Suradi
Unpad
Indonesia
Unpad
,

Kelinci merupakan ternak yang mempunyai potensial besar dalam penyedia daging dengan waktu yang relatif singkat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat, disamping sebagai penyedia kulit bulu (fur), khususnya fur dari kelinci Rex dan Satin yang mempunyai nilai komersiil tinggi sebagai bahan garmen yang dapat menggantikan fur dari binatang buas yang semakin langka. Aspek yang menarik pada daging kelinci adalah kandungan protein yang tinggi dan rendah kolesterol, sehingga daging kelinci dapat dipromosikan sebagai daging sehat, namun untuk pengembangannya banyak kendala yang dihadapi, antara lain sulitnya pemasaran, karena daging daging kelinci belum populer di masyarakat. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh faktor kebiasaan makan (food habit) dan efek psikologis yang menganggap bahwa kelinci sebagai hewan hias atau kesayangan yang tidak layak untuk dikonsumsi dagingnya. Merubah faktor kebiasaan makan adalah hal yang sulit, karena manusia biasanya memiliki ikatan batin, loyalitas dan sensitifitas terhadap kebiasaan makannya meskipun hal ini dapat ditembus, namun memerlukan jangka waktu yang lama. Perubahan kebiasaan makan dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan lingkungan dan perubahan pada makanan itu sendiri yang akan sampai pada suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu makanan. Perubahan lingkungan mencakup hal yang kompleks, yaitu faktor sosial, ekonomi dan ekologis yang mengarah kepada perubahan kebudayaan dan keadaan sosial, sehingga perubahan penyajian merupakan langkah yang lebih cepat dalam mensosialisasikan daging kelinci. Hal ini terbukti masyarakat sudah mulai menerima daging kelinci dalam bentuk olahan sate dan gule, oleh karena itu aplikasi teknologi pengolahan daging merupakan langkah yang tepat untuk mensosialisasi dan mempopulerkan daging kelinci dimasyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan perkembangan ternak kelinci.

Rabbit is a livestock which has a big potential in meat providing in a relatively short time. It is expected to increase animal protein consumption in society, beside as fur provider – especially fur from Rex Rabbit or Satin Rabbit which have high commercial as garment substance. It can substitute fur from endangered beast animals. The interesting aspect in rabbit meat is high protein and low cholesterol. It can be promoted as a healthy meat. But there are many constraints to be faced, e.g. the difficulty of marketing – rabbit meat has not popular in society yet. It is mostly caused by food habit factor and psychological effect which consider rabbit as a pet and cannot be eaten. To change food habit factor is difficult, because human being usually has inner relationship, loyalty and sensitivity toward it food habit – although it can be perforated but need a very long time. The changing of food habit can be done in two ways e.g. by environmental changing and it food changing which will reach a decision to accept or refuse the food. The changing include of complex matter such as social factor, economy factor and ecology factor which direct to cultural changing and social changing, then the changing in preparing is a more correct way in socializing rabbit meat. It is proved that society has begun to accept rabbit meat as a satay and gulai. Therefore, a technology application in the meat processing is a correct step to socialize and popularize rabbit meat in society, and eventually can develop rabbit livestock’s development.

Download: pdf