Abstrak 
Kajian Kosakata Bandingan Idiom Bagian Tubuh Bahasa Indonesia Dan Bahasa Jepang
Agus Suherman Suryadimulya
Unpad
Indonesia
Unpad
idiom, kanyouku, shintai
Idiom atau ungkapan sering kita jumpai dalam pelbagai bahasa di dunia. Dan kehadiran idiom dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pola pikir penutur bahasa itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan mencoreng arang di muka (membuat aib), sementara dalam bahasa Jepang untuk arti tersebut digunakan lumpur yaitu kao ni doro wo nuru (mengoleskan lumpur pada muka). Kedua frase ini memiliki lexical meaning dan Idiomatical meaning. Dalam bahasa Inggris, dikenal frase cannnot keep ones mouth shut, dalam bahasa China terdapat kata/frase tsuichien (bahasa Jepang : kuchi ga karui), bahasa Thailand menggunakan paa’kbao, dan bahasa Prancis dikenal dengan frase avoir langue bien longue. Ungkapan di atas memiliki makna idiomatikal yang sama (tidak bisa menyimpan rahasia) tetapi dibentuk oleh kosa kata yang berbeda (mulut dan lidah).
Dalam bahasa Indonesia sendiri kita dapati ungkapan bocor mulur (Badudu, 1978 : 54). Sementara itu ringan mulut dalam bahasa Indonesia memiliki makna idiomatikal yang berbeda dengan bahasa Jepang.
Makalah ini mencoba membahas karakteristik idiom organ tubuh bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, di samping persamaan-persamaan yang muncul serta menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan tersebut.
Idioms are easily found in various languages in the world. The language user’s thinking pattern influences the existence of idioms in a language. In Indonesian language there is an idiom : “mencoreng arang di muka (put a dirt from a coal on his/her own face), which mean bring shame to his/herself.
Meanwhile, Japanese language uses the word “mud” for the exact same meaning, that is :”kao ni doro wo nuru” (put a mud on his/her own face). In English, we can find find a phrase :” cannnot keep ones mouth shut”, in Chinese there is “tsuichien” (in Japanese : “kuchi ga karui”), in Thai there is “paa’kbao”, and in French there is :”avoir langue bien longue”. This idioms have the exact same idiomatical meaning, which is cannot keep a secret, but they use different words to represent the meaning, those are : “mouth” and “tongue”. In Indonesian we can also find an idioms “bocor mulut” (leacky mouth)(Badudu,1978: 54) which has the same meaning with those idioms mentioned above. Meanwhile, the idiom “ringan mulut” (light mouth) in Indonesian has a different meaning with those in Japanese.
This research is aimed to discuss the characteristic of idioms using parts of human body both in Japanese and Indonesian Languages, compare the similarities and also identify factors influencing the differences.