Abstrak
Indonesia Dan Reformasi PBB
DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs., M.A.
Unpad
Indonesia
Unpad
Indonesia, perang, Reformasi PBB, Terorisme
Enam puluh satu sudah usia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Suatu usia yang panjang jika dibandingkan dengan organisasi pendahulunya Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB). Sepanjang perjalanan keberadaan PBB, situasi perpolitikan dunia mengalami perubahan yang dinamis. Situasi dan konstelasi politik dan keamanan global mengalami perubahan karena dua momen, yaitu berakhirnya Perang Dingin (1990) dan Tragedi 911. Berakhirnya Perang Dingin mengubah struktur bipolar menjadi unipolar dengan Amerika Serikat (AS) sebagai super power satu-satunya. Tragedi 911 merupakan peristiwa serangan terhadap gedung World Trade Center (WTC) dan Pentagon di Amerika Serikat pada September 2001 yang berujung pada perang global melawan terorisme.
Perang semesta melawan terorisme ini dijadikan justifikasi AS untuk menyerang Afghanistan dan menginvasi Irak. Ironisnya invasi AS ke Irak dilakukan secara unilateral dan tanpa didukung Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Lebih tragis lagi, walaupun AS tidak dapat membuktikan tuduhannya bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal, DK PBB selaku penjaga keamanan dan perdamaian dunia tidak berdaya sama sekali dengan keangkuhan AS. Karena itu, masalah global yang mngemuka setelah tragdi 911 maupun invasi AS ke Irak adalah tentang keberadaan Dewan Keamanan PBB dalam menghadapi ancaman pada perdamaian dunia. Inefektifitas DK PBB ini juga menjadikan reformasi PBB makin menemukan urgensinya.