Abstrak RSS

Representasi Sosok Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Indonesia Dalam Wacana Berita Pada Harian Umum Utusan Malaysia Dan Harian Umum Kompas Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis)

Representasi Sosok Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Indonesia Dalam Wacana Berita Pada Harian Umum Utusan Malaysia Dan Harian Umum Kompas Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis)
Dr. Dadang Suganda, M.Hum, Wagiati, M.Hum. dan Nani Darmayanti, M.Hum.
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Penelitian ini berjudul “Representasi Sosok Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia dalam Wacana Berita pada Harian Umum Utusan (Malaysia) dan Harian Umum Kompas (Indonesia)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) dengan model analisis Theo Van Leeuwen. Model analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarginalkan posisinya dalam suatu wacana di media massa dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bagaimana sosok Tenaga Kerja Wanita (TKW) direpresentasikan melalui bahasa dalam dua harian umum nasional yang ada di Malaysia dan Indonesia, yaitu Harian Umum Utusan Malaysia dan Harian Umum Kompas. Representasi dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan bagaimana kehadiran/penampilan sosok TKW sebagai pihak yang tersubordanasi dan pihak lain sebagai pihak yang menghegemoni dalam pemberitaan. Pihak manakah yang mengalami proses pemasukkan (exclusion) dan pihak manakah yang mengalami proses pemasukkan (inclusion) dalam pemberitaan di kedua media massa tersebut di atas.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kedua media massa nasional baik Harian Umum Utusan maupun Harian Umum Kompas sama-sama merepresentasikan sosok Tenaga Kerja Wanita Indonesia sebagai sosok yang marginal, tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan, kampungan, tak berpendidikan, miskin, bodoh, dll. Dalam pemberitaan, TKW lebih banyak menjadi pihak yang dihadirkan melalui strategi bahasa yang merepresentasikan mereka secara buruk, sedangkan pihak penguasa (majikan, media massa, pemerintah dll.) lebih banyak menjadi pihak yang dikeluarkan dalam pemberitaan dengan tujuan untuk melindungi pihak penguasa.

Download: pdf