Abstrak
Upaya Keluarga Dalam Pencegahan Dan Perawatan Ispa (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Di Rumah Pada Balita Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners., Sari Fatimah, S.Kp., M.Kes., dan Windy Rakhmawati, S.Kp., M.Kep
Unpad
Indonesia
Unpad
Acute Tractus Resporatory, Balita, Children, Family’s Efforts, Home Caring, Infection, Pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Preventing, Upaya Keluarga
ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sampai saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di Indonesia. Oleh karena itu dalam upaya Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA), penanggulangan pneumonia pada balita merupakan fokus utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya keluarga dalam mencegah dan melakukan perawatan pada balita dengan ISPA. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Tasikmalaya.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita yang terkena ISPA di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 42 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi.
Hasil penelitan menunjukkan sangat sedikit responden (14,28%) memiliki upaya yang buruk dalam melakukan pencegahan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Setengahnya responden (57,14%) memiliki upaya yang cenderung buruk, sebagian kecil responden (26,19%) memiliki upaya yang cenderung baik dan sangat sedikit responden (2,38%) memiliki upaya yang baik dalam melakukan melakukan pencegahan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Sedangkan untuk sub variabel upaya keluarga dalam melakukan perawatan ISPA pada balita didapatkan hasil setengahnya reponden (52%) memiliki upaya yang baik dalam melakukan perawatan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Sebagian kecil responden (36%) memiliki upaya yang cenderung baik, sangat sedikit responden (12%) memiliki upaya yang cenderung buruk, dan tak seorangpun responden (0%) memiliki upaya yang buruk dalam melakukan melakukan perawatan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga diharapkan berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya ISPA pada balita terutama dengan menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, selain itu juga diharapkan agar petugas kesehatan baik di Puskesmas maupun kader kesehatan di Posyandu diharapkan lebih intensif memberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan perawatan pada balita dengan infeksi saluran nafas akut, sehingga diharapkan keluarga lebih mengerti dan termotivasi untuk melakukan tindakan pencegahan dan perawatan pada balita dengan ISPA, sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya pneumonia.