Abstrak
Strategi Pengembangan Kerbau Sebagai Sumberdaya Genetik Lokal Di Kabupaten Garut
Dedi Rahmat
Unpad
Indonesia
Unpad
agribisnis, pengembangan kerbau, pertumbuhan ekonomi daerah, sumberdaya genetik lokal
Dengan jumlah penduduk sekitar 42 juta jiwa dan asumsi laju pertumbuhan penduduk 2%, laju pertumbuhan ekonomi 4,43% elastisitas permintaan terhadap daging sebesar 1,218 dan preferensi terhadap konsumsi daging sapi sebesar 34,88%, menyebabkan Jawa Barat setiap tahunnya harus mendatangkan sapi potong lebih dari 250 ribu ekor. Konsumsi daging tahun 1999 baru mencapai 3,14 kg/kapita/tahun atau 31,09% dari standar minimal norma gizi 10,1 kg/kapita/tahun. Untuk memenuhi standard norma gizi , jawa barat harus mampu menyediakan sapi potong sebanyak 991.505 ekor (Disnak Jabar, 2000).
Kebupaten Garut telah dicanangkan sebagai kawasan andalan bagi pengembangan agribisnis di Jawa Barat. Secara geografis, khususnya di wilayah selatan sebagian besar dataran rendah dan merupakan lahan kering dengan tanaman campuran dan perkebunan. PDRB kabupaten Garut sebagian besar berasal dari sektor pertanian. Sektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB adalah sektor perdagangan dan parawisata. Tumbuhnya sektor parawisata, terutama di Garut selatan disertai dengan dibangunnya jaringan jalan yang menghubungkan sejumlah kecamatan diharapkan mampu memberi dampak positip bagi pesatnya pertumbuhan ekonomi daerah.