Abstrak RSS

Korelasi Nilai Anion GAP dengan Nilai Base EXCESS serta Peranan Kadar Klorida terhadap Anion GAP pada Penderita Asidosis Metabolik – Correlation Of Anion Gap and Base Excess, and the Role of Chloride to Anion Gap in Metablic Acidosis Patients

Korelasi Nilai Anion GAP dengan Nilai Base EXCESS serta Peranan Kadar Klorida terhadap Anion GAP pada Penderita Asidosis Metabolik – Correlation Of Anion Gap and Base Excess, and the Role of Chloride to Anion Gap in Metablic Acidosis Patients
Agnes Rengga Indrati, Ida Parwati, Noormartany
Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Asidosis metabolik merupakan gangguan keseimbangan asam dengan karakteristik adanya penurunan pH darah disertai penurunan konsentrasi bikarbonat. Asidosis metabolik merupakan keadaan yang mengancam jiwa sebab dapat menyebabkan aritmia, depresi miokardium, serta gangguan susunan saraf pusat. Asidosis metabolik diakibatkan berbagai penyakit seperti gagal ginjal , diabetes melitus, intoksikasi obat dan sepsis, karenanya penyakit yang mendasari asidosis metabolik harus dipikirkan pada penatalaksanaannya. Anion gap dapat digunakan untuk menelusuri penyebab asidosis metabolik, sedangkan base-excess merupakan konsentrasi ion hidrogen yang dibutuhkan untuk mengembalikan pH menjadi 7,4 pada tekanan p CO240 mmHg. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara nilai anion gap dan base-excess pada penderita asidosis metabolik serta peranan elektrolit yang diperiksa terhadap anion gap. Sebanyak 116 sampel diambil dari pasien dengan dengan asidosis metabolik di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung antara Mei 2002 sampai bulan April 2003. Data dianalisis menguunakan metode regresi multipel dan uji korelasi Spearman. Sebanyak 96% subjek penelitian dengan asidosis metabolik menunjukkan peningkatan nilai anion gap. Ditemukan hubungan negatif antara anion gap dab base_excess, koefisien korelasi -0,157 (p<0,001). Dengan perhitungan regresi multipel, diketahui koefisien semiparsial natrium, kalium, bikarbonat dan klorida. Klorida adalah elektrolit yang memegang peranan terpenting pada nilai anion gap ( koefisien semiparsial 0,791), disusul natrium (0,681), bikarbonat(0,588), dan kalium(0,141).

Metabolic acidosis is an acid-base disorder characterized by decrease in blood pH that results from decrease of bicarbonate. Metabolic acidosis may lead to life-threatening arrhythmias,myocardial depression, and CNS symptoms but since metabolic acidosis is result of manyt diseases such as renal failure, diabetes mellitus, drugs intoxication, and sepsis, the key of successful treatment lies in appropriately managing the underlying diseases. The anion gap is used to help differentiate between the causes of metabolic acidosis. Base-excess is defined as the concentration of titratable H*required to return the pH TO 7.4, with the pCO240 mmHg. The aim of present study was to find the correlation between anion gap and base-excess among metabolic acidosis patients and to find the role of the electrolytes measured to the anion gap. In this study, 116 samples were chosen from the metabolic acidosis patients Hasan Sadikin Hospital (RSHS) bBandung between May 2002 until april 2003. The data were analyzed by multiple regression and Spearman correlation test. About 96% of the metabolic acidosis patients had high anion ga[ value. This study showed a negative correlation between anion gap and base-excess with coefficient correlation -0.157 (p<0.001). Using multiple regression analysis, semi partial coefficient the electrolytes. Chloride is the most important in anion gap (semi partial coefficeint 0.791), the second sodium (0.681), then bicarbonate(0.588) and potassium(0.141).

Download: pdf