Abstrak RSS

Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati dengan Obat Antituberkulosis (OAT) Paket Kategori Satu di BP4 Garut – The Conversion Number of Lung Tuberculosis Patient Treated with Anti Tuberculosis Drugs Category One in BP4 Garut

Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati dengan Obat Antituberkulosis (OAT) Paket Kategori Satu di BP4 Garut – The Conversion Number of Lung Tuberculosis Patient Treated with Anti Tuberculosis Drugs Category One in BP4 Garut
Iis Kurniati
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , ,

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang menjangkiti organ paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tbc). Salah satu target program pemberantasan tuberkulosis paru ialah pencapaian angka konversi minimal 80% pada fase awal khususnya pada penderita paru Basil Tahan Asam (BTA) positif. Angka konversi adalah persentase penderita TBC paru BTA positif yang mengalami konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Di BP4 Garut pada tahun 2005 pencapaian angka konversi 50,5%. Telah dilakukan penelitian dengan metode deskriptif tentang angka konversi penderita TB paru BTA positif yang telah diobati dengan obat antituberkulosis (OAT) paket kategori 1 pada bulan Februari 2008 di BP4 Garut. Metode penelitian bersifat obsevasional yaitu pengobatan tahap intensif dilakukan terhadap 44 orang penderita TB paru BTA positif selama 2 bulan, kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan dan diperiksa setiap bulan. Bahan pemeriksaan berupa dahak yang dikeluarkan sewaktu dan pagi hari terhadap 44 penderita TB paru BTA positif. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 23 orang mengalami konversi sedangkan yang tidak konversi sebanyak 6 orang dan sebanyak 15 orang tidak ada hasil pemeriksaan BTA karena pindah berobat ke puskesmas. Penyakit TB paru dapat disembuhkan dengan pemberian OAT paru paket yang mengandung isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. Keberhasilan angka konversi yang tinggi akan diikuti dengan angka kesembuhan yang tinggi pula. Dari hasil penelitian didapatkan angka konversi 52,30%. Untuk pencapaian angka konversi yang memenuhi target minimal program (80%), agar setiap Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dapat menjalankan program DOTS (directly observed treatment, shortcourse chemotheraphy) seoptimal mungkin dan meningkatkan kerjasama antar Unit Pelayanan Kesehatan di wilayah kerja UPK tersebut.

One of the efforts to eliminate lung tuberculosis program is the achivement of the conversion number which have the minimum number about 80% in first phase, especially for the BTA positive. Conversion rate is the percentage of positive pulmonary TB patients who experienced a negative conversion after undergoing intensive treatment period. In BP4 Garut in the beginning of year 2005, the achivement of converstion number is 50.5%.The research has been done by descriptive method about the conversion number of lung tuberculosis which already get anti tuberculosis drugs category one on February 2008 in BP4 Garut. Obsevasional research methods are intensive phase of treatment performed on 44 patients with positive pulmonary TB during the 2 months, then continued with advanced stage given three times a week for 4 months and inspected every month. The spacement was sputum which produced in the morning by 44 patients of lung tuberculosis which positive acid fast. From the result of this research hopped that can be informed to the people who work in the health side on that area for the research things to prevent the lung tuberculosis. This disease can recovered by giving anti tuberculosis drugs which consisted of isoniazid, rifampycin pyrazinamid, streptomycin, and ethambutol. The success of the high conversion number will be followed by the high number of recovering. The number of conversion was 52.30%. The successful of the minimal programme conversion rate must have level at 80%, therefor every health care unit should do DOTS (directly observed treatment, shortcourse chemotheraphy) effectively and improve the cooperation among health care unit on that area.

Download: pdf