Abstrak RSS

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Di Indonesia (Analisis Hasil Susenas 1999-2004)

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Di Indonesia (Analisis Hasil Susenas 1999-2004)
Nugraha Setiawan
Unpad
Indonesia
Unpad
, ,

Mulai sekitar pertengahan tahun 2005 kasus gizi buruk di Indonesia banyak diperbincangkan. Apalagi dengan ekspos media massa yang begitu gencar memberitakannya. Kejadian gizi buruk ini, tentu saja tidak semata-mata hanya berkaitan dengan penyediaan makanan, tetapi juga berkorelasi dengan kesadaran masyarakat akan gizi, himpitan ekonomi yang terasa semakin sulit, serta tingkat pendidikan penduduk yang masih relatif rendah. Salah satu yang menyebabkan kejadian gizi buruk, yaitu jika manusia kekurangan konsumsi protein. Protein perlu dikonsumsi, sebab sangat berperan dalam membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, protein sangat diperlukan untuk membangun jaringan-jaringan tubuh agar bisa berkembang dengan baik dan sehat. Pengkajian kecukupan protein, secara makro dapat didekati dengan melihat rata-rata konsumsi protein per orang per kapita, kemudian dibandingkan dengan kebutuhannya (RDA= recommended daily allowance). Selanjutnya, jika berkeinginan untuk melihat kualitas protein seperti apa yang banyak dikonsumsi oleh penduduk, dapat didekati dengan melihat perbandingan rata-rata protein hewani dan protein nabati yang dikonsumsi.

Download: pdf