Abstrak RSS

Peranan Progesteron Sebagai Penunjang Fase Luteal Pada Program Teknologi Reproduksi Berbantu (Trb)

Peranan Progesteron Sebagai Penunjang Fase Luteal Pada Program Teknologi Reproduksi Berbantu (Trb)
Tono Djuwantono
Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Teknik reproduksi berbantu (TRB) menjadi tindakan rutin untuk penanganan infertilitas. Banyaknya penggunaan gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analog dalam TRB untuk menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) menyebabkan timbulnya gangguan fase luteal. Berbagai penelitian melaporkan secara jelas bahwa GnRHa mengubah pulsasi LH pada fase luteal sehingga menimbulkan defisiensi progesteron. Selain itu, stimulasi ovarium yang mengakibatkan maturasi banyak folikel, pemberian hCG untuk maturasi akhir folikel, pengambilan oosit pada fertilisasi invitro dengan akibat berkurangnya sel granulosa dan tingginya kadar hormon steroid pada fase luteal akibat superovulasi dapat menimbulkan gangguan fase luteal.

Untuk dukungan fase luteal, pemberian hCG walaupun efektif, berisiko tinggi untuk terjadinya sindroma hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome = OHSS). Progesteron alami tetap menjadi baku emas untuk suplementasi fase luteal. Penggunaan progesteron melalui rute vagina menjadi alternatif yang sangat efektif dibandingkan injeksi intra muskular yang menimbulkan nyeri dan pemberianya memerlukan petugas kesehatan setiap hari. Pemberian pervaginam menghasilkan transformasi endometrium yang fisiologis “first uterine pass”, sehingga menghasilkan kadar yang tinggi pada jaringan target dan insidensi efek samping yang rendah. Keadaan ini tidak terbukti pada pemberian progesteron i.m. atau per oral.

Download: doc