Abstrak RSS

Peran Teknik Perekaman Eeg Dalam Diagnosis Penderita Epilepsi Pada Anak

Peran Teknik Perekaman Eeg Dalam Diagnosis Penderita Epilepsi Pada Anak
Lisda Amalia , Uni Gamayani, Siti Aminah
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

EEG merupakan sarana penunjang yang informatif dalam diagnosis epilepsi. Teknik perekaman EEG memegang peranan penting dan mendapatkan hasil yang signifikan pada pasien epilepsi. Penelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif dari EEG penderita epilepsi Januari-Maret 2009 di Laboratorium Electroencephalography Bagian Ilmu Penyakit Saraf RSHS Bandung berupa jenis kelamin, usia, diagnosis, abnormalitas EEG (perlambatan, gelombang epileptiform), dan teknik perekaman (tidur, bangun-tidur, bangun, stimulasi fotik, hiperventilasi). Kriteria inklusi:diagnosis klinis epilepsi berdasarkan ILAE 1981, usia 1-14 tahun, perekaman saat interiktal. Kriteria eksklusi: riwayat penyakit serebrovaskuler berat, Space Occupying Lesion (SOL), penyakit jantung, penyakit paru berat. Data dianalisis dengan korelasi Spearman dan perhitungan chi square. Dari 45 orang (L:P=3:2) terbanyak 5-14 tahun (73,33%), fokal 44,44%, umum 55,55%. Rekaman bangun 17,77%, bangun-tidur 48,88%, tidur 33,33%.13,33% menggunakan premedikasi, 86,67% tanpa premedikasi. Temuan EEG dengan dan tanpa premedikasi tidak memberikan korelasi bermakna (p=1). Kecenderungan abnormalitas EEG meningkat pada rekaman tidur (?2=0,45) Stimulasi fotik dan hiperventilasi tidak menunjukkan perubahan. Pemeriksaan EEG dapat memberikan informasi diagnostik pada penderita epilepsi. Penggunaan premedikasi, bila diperlukan, tetap dapat memberikan gambaran abnormalitas pada perekaman.Teknik rekaman bangun saja menurunkan kemungkinan ditemukannya abnormalitas pada EEG.

EEG is the most important diagnostic tool to diagnose epilepsy which is found EEG abnormalities pattern. Recording technique such as awake-sleep deprivation, premedication, photic stimulation, and hyperventilation give information to diagnose epilepsy. Retrospective descriptive study from EEG epilepsy patient data in Laboratorium EEG Hasan Sadikin General Hospital Bandung. EEG data were age, sex, recording technique, and epileptiform pattern in EEG. Inclusion criteria: patient which is diagnose with ILAE 1981,age 5-14 years old, interictal recording. Exclusion criteria: patients with history of cerebrovascular disease, Space Ocuppying Lesion (SOL), cardiac and lung disease. Data were analyzed with Spearman correlation and chi square. 45 patients ( M:F=3:2), 5-14 years old were the most population (73,33%) Generalized seizure were 55,55%, focal seizure were 45,45%. Awake recording 17,77%, sleep 33,33% and awake-sleep 48,88%. Premedication in 13,33%, 86,67% no premedication.There is no correlation between premedication and EEG abnormalities (p=1) Sleep recording technique increased probability (?2=0,45) abnormalities in EEG Photic stimulation and hyperventilation there was no change of abnormalities in EEG. 100% patients with were diagnosed generalized tonic clonic seizure had focal abnormalities in EEG. EEG gave diagnostic information in patient with epilepsy. Premedication used still could make abnormalities pattern in EEG. Sleep recording technique increased probability abnormalities pattern in EEG. Photic stimulation and hyperventilation were not gave more information in EEG abnormalities.

Download: doc