Abstrak RSS

Analisis Urutan Nukleotida Daerah Hipervariabel I (HVI)

Analisis Urutan Nukleotida Daerah Hipervariabel I (HVI)
Iman P. Maksum
FMIPA Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , , ,

Sifat-sifat spesifik D-loop mtDNA dapat digunakan untuk menentukan identitas seseorang atau etnis tertentu. Suku Sunda merupakan etnis di Indonesia yang mengalami missing link dalam sejarah. Hal ini dikarenakan kurangnya peninggalan sejarah dan belum adanya penelitian yang secara khusus meneliti suku Sunda asli. Beberapa wilayah yang masih mempertahankan budaya Sunda yaitu kampung Baduy, Ciptagelar, Kuta dan Dukuh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan analisis urutan nukleotida daerah hipervariabel I (HVI) D-loop mtDNA pada dua puluh manusia suku Sunda dari keempat wilayah tersebut (lima sampel mtDNA dari setiap wilayah). Analisis homologi dilakukan dengan membandingkan urutan nukleotida seluruh sampel dengan Cambridge, manusia Indonesia di Gene Bank. Hasil Homologi urutan nukleotida dua puluh manusia suku Sunda ditemukan 42 varian, enam diantaranya merupakan varian baru, yaitu t(16045)A, g(16118)A, a(16177)C, g(16110)C, g(16156)C dan c(16365)-. Tingkat homologi urutan nukleotida di antara kedua puluh sampel manusia suku Sunda, berkisar antara 91,5 – 100%. Dari analisis pohon filogenetik didapatkan dua haplotip, yaitu haplotip tac dan taT. Adanya haplotip asli (tac) dan taT pada sampel masyarakat suku Sunda mengindikasikan bahwa nenek moyang suku Sunda yang membawa haplotip tac telah menempati kepulauan Indonesia yang selanjutnya mengalami evolusi dengan menghasilkan mutasi baru pada posisi 16261 membentuk haplotip taT, serta ditunjukkan beberapa individu dari kampung Kuta merupakan individu yang tertua yang kemudian berevolusi dan bermigrasi dari haplotip tac menjadi taT. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data base varian normal mtDNA manusia Indonesia.

The characteristics of mitochondrial DNA (mtDNA) can be used to confirm individual and ethnic identity. Sundanese is the ethnic with missing historical information, it caused by lacking of historical artefact and especially research for genetic of Sundanese never exists. Some of the community which still life with their ancestor culture, they are Baduy, Ciptagelar, Kuta, and Dukuh villages. The aim of this research is to identify D-loop region (HV1) of mtDNA sequences from twenty Sundanese’s peoples of four these villages (five mtDNA specimen from every village). Homology análisis is the comparation of the nucleotide sequence of the specimens and Cambridge, Indonesians in Gen Bank, mitomap database. Homology analysis had showed 42 variants with 91,5-100 % of homology. Six of them are new variant, t(16045)A, g(16118)A, a(16177)C, g(16110)C, g(16156)C, and c(16365)-. Philogenetic tree analysis had showed two haplotypes, they are tac and taT. The presence of these haplotypes in Sundanese peoples showed that their ancestor had been lived in the archipelago of Indonesian with tac haplotype, and then this haplotype occurred evolution be new mutation in 16261 formed taT haplotype. Other result showed that specimens from Kuta are the oldest and then had been occurred evolution and migration formed taT from tac haplotype. The result of this research is expected to contribute in the construction of the normal variant database of Indonesians mtDNA.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id