Abstrak RSS

Pembuatan Silase Campuran Ampas Tahu

Pembuatan Silase Campuran Ampas Tahu
Iman Hernaman, Atun Budiman, Deny Rusmana
Faperta Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , , , ,

Ampas tahu adalah hasil ikutan yang mengandung protein kasar tinggi, namun sangat rendah bahan keringnya. Kondisi ini menyebabkan ampas tahu mudah rusak. Penelitian ini mempelajari pembuatan silase campuran ampas tahu dan onggok serta pengaruhnya terhadap fermentabilitas dan zat-zat makanan. Ampas tahu dicampur dengan onggok pada perbandingan 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60. Kemudian diensilase selama 3 bulan. Hasil menunjukkan bahwa perbandingan 80:30 dan 70:30 memiliki konsentrasi asam lemak terbang, amonia, dan persentase susut bahan kering yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan 60:40, 50:50, 40:60. Nilai pH pada perbandingan 80:30 dan 70:30 nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kombinasi 80:20 menghasilkan kadar protein dan lemak kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Bahan ekstrak tanpa nitrogen, kombinasi 50:50 dan 40:60 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi 80:20, 70:30, dan 60:40. Nilai nutrisi bahan pakan yang dikandung oleh silase campuran ampas tahu dan onggok masih dapat dipertahankan dalam level yang tinggi, bahkan protein kasar mengalami peningkatan. Kesimpulan, campuran ampas tahu dan onggok dapat dibuat silase. Kadar air dan rasio bahan pakan mempengaruhi produk fermentasi dan kandungan zat-zat makanan silase. Rasio 60:40 merupakan kombinasi yang terbaik.

Tofu waste is by product containing a high of crude protein, but very low of dry matter. This condition caused easy damaged. The present experiment aimed to study the mixed tofu waste and onggok silage processing and its effect on fermentability and nutrients. Tofu waste was mixed with onggok at ratio of 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, and 40:60. Those combinations have been ensilage for 3 months. Results indicated that ratio of 80:20 and 70:30 had significantly higher volatile fatty acid, amonia, and dry matter decrease percentage than 60:40, 50:50, and 40:60. On the other hand, pH at ratio of 80:20 and 70:30 were lower than others. Crude protein and fat at ratio of 80:20 were the highest. Combinations of mixed tofu waste and onggok at ratio of 50:50 and 40:60 had significantly higher nitrogen free extract than 80:20, 70:30, and 60:40. All of combinations were remained a high level of nutrients, even crude protein was increasing. It concluded that mixed tofu waste and onggok could be processed as silage. Moisture and feedstuffs composition influenced fermentation products and nutrients of silage. Ratio of 60:40 provided the best of combination.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id