Abstrak
Kebudayaan Sunda: Antara Mitos Dan Realitas
Reiza D. Dienaputra
Unpad
Indonesia
Unpad
Kebudayaan sunda, mitos, realita, sejarah
p>Manakala berbicara tentang Kebudayaan Sunda, pada tahapan awal saja sudah banyak permasalahan yang akan muncul. Oleh karenanya sebelum sampai pada pembahasan tentang substansi Kebudayaan Sunda, pembicaraan sudah akan menjadi hangat ketika timbul pertanyaan tentang makna Sunda dalam Kebudayaan Sunda. Sunda dalam Kebudayaan Sunda apakah dipahami sebagai sebuah etnisitas atau sebagai wilayah geografis. Manakala Sunda dipahami sebagai sebuah wilayah geografis maka untuk menetapkan mana yang dimaksud wilayah atau tanah Sunda bukanlah merupakan hal yang mudah. Jawa Barat sebagai tempat bermukimnya urang Sunda tidaklah lantas dapat dikatakan sebagai wilayah Sunda. Era otonomi daerah yang kini bergerak kencang semakin memperlihatkan sulitnya wilayah Jawa Barat untuk dapat dikatakan sebagai tanah Sunda. Oleh karenanya sekali lagi, untuk menetapkan sebuah wilayah geografis yang bernama wilayah Sunda bukanlah merupakan hal yang mudah, malahan bila hal tersebut dilakukan dengan tidak hati-hati bisa jadi akan menimbulkan kegoncangan yang cukup serius. Lantas, kalau memang Jawa Barat sudah sulit untuk direpresentasikan sebagai tanah Sunda, masih adakah wilayah yang bisa dinamakan sebagai tanah Sunda atau daerah manakah sebenarnya yang bisa dikatakan sebagai tanah Sunda. Dalam kaitan ini, Edi S. Ekadjati mengatakan bahwa tanah Sunda merujuk pada bekas wilayah Kerajaan Sunda Pajajaran, yang kemudian berdiri sendiri, yakni Sumedang Larang, Banten, Cirebon, dan Galuh. Sumedang Larang dan Galuh kemudian menjadi satu wilayah kesatuan dengan nama Priangan. Dalam perkembangan berikutnya, Priangan sering dikatakan sebagai pusat tanah Sunda.