Abstrak RSS

Hubungan Antara Status Ketergantungan Opioid

Hubungan Antara Status Ketergantungan Opioid
Iwan Arijanto
FK Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , ,

Penyalahgunaan opioid bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu dan berpotensi untuk menimbulkan komorbiditas gangguan fisik dan gangguan mental. Berbagai gangguan mental yang sering terjadi misalnya depresi, gangguan kecemasan, gangguan psikotik, gangguan paranoid, dan lain-lain. Subjek penelitian adalah kelompok pengguna opioid intravena dampingan program outreach Yayasan Bahtera Bandung yang bersedia untuk menjadi subjek penelitian, serta tidak sedang menjalani program rehabilitasi. Penelitian ini dilakukan di Bandung antara bulan Mei-Agustus 2006, bersifat deskriptif-analisis dilakukan secara potong lintang. Subjek diwawancara menggunakan Addiction Severity Index (ASI) yaitu suatu instrumen untuk mengukur derajat ketergantungan opioid. Subjek terdiri dari 70 responden; 35 orang (50%) mengalami ketergantungan ringan, 25 orang (35,71%) berat dan 2 orang (2,86%) sangat berat. Semua subjek berada pada golongan umur dewasa muda antara 20–38 tahun. Jenis kelamin subjek sebagian besar laki-laki (95,71%). Didapatkan hubungan yang bermakna antara keadaan depresi (p=0,035), keadaan cemas (p=0,05), keadaan bermusuhan/curiga (p=0,031), masalah uji realitas (p=0,025) pada pengguna opioid intravena dengan status ketergantungan opioid. Kebutuhan akan pengobatan bertambah sesuai dengan status ketergantungan opioid (p=0,000). Hal ini merupakan suatu keadaan yang baik karena bisa dijadikan titik awal pengobatan dan rehabilitasi para pengguna opioid intravena. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkan ketergantungan dan pendekatan yang tepat untuk membantu para pengguna opioid intravena agar mau berobat.

The frequency of opioid abuse increases from time to time and it can potencially lead to comorbidity of physical and mental disorder. Several mental disorder can occur such as depression, anxiety, psychotic disorder, paranoid disorder, and so on. Research subjects were injection opioid users in outreach programme in Yayasan Bahtera Bandung who were willing to be research subject and recently not in rehabilitation programme. The study was conducted in Bandung between May-August 2006, design of this study was cross-sectional analytical-descriptive. Subjects were interviewed using Addiction Severity Index (ASI) , an instrument used to assess degree of opioid dependency. The subjects consisted of 70 respondents; 35 respondents (50%) had mild, 25 respondents (35.71%) severe and 2 respondents (2.86%) profound dependency. All of the subjects were at young adult age (between 20-38 years-old).Majority gender of subjects was male (95.71%). There are significant relationship between depression state (p=0.035), anxiety state (p=0.05), paranoid/hostility state (p=0.031), reality testing problem (p=0.025) on injection opioid users with opioid dependency state. The need to seek for help increases associated with opioid dependency status (p=0.000). This is a good resuer since it could be the turning point for treating and rehabilitating the injection opioid users. It is needed to perform other researchs to find out factors related to dependency and ideal approaches to help injection opioid users to get treated.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id