Abstrak
Kamus Bahasa Dan Seni Budaya
Elis Suryani NS
Fak. Sastra Unpad
Indonesia
Unpad
aksara, and Latin. The languages used in these manuscripts are ancients Sundanese, and nipah leaves, and paper. The primary sources of this dictionary are from twenty ancient Sundanese manuscripts and epigaphy written in characters of Sunda Kaganga, and presentation. The uniqueness of dictionary is of the sources of the 11th to 20th century Sundanese manuscripts and epigraphy, and recent Sundanese. The methodology of research used to compose this dictionary is descriptive. In this case, and Sundanese culture., arts, bahasa, Batu Tulis (the 16th century); these manuscripts are written on lontar, both languages and characters are no longer used today. Only certain people -if and very few- may be acknowledgeable. We hope this dictionary can give useful to preserve the languages, Cacarakan, characters, Cirebon, comprehensive and detail. It may as well be important to know that dictionary resulted from the research is a new product in the sense that is differs from similar dictionaries. This dictionary will i, dalam arti berbeda dari kamus sejenis lainnya yang telah digarap lebih dulu dan belum pernah diterbitkan oleh pihak mana pun. Kamus ini bilingual. Bahasa sumbernya bahasa Sunda Kuno. Bahasa sasarannya, daluang, daluang (rough paper), dan akhirnya musnah ditelan zaman apabila kita sebagai generasi muda tidak berusaha melestarikan dan menggarapnya. Hasil penelitian ini sangat berguna bagi kelestarian bahasa, dan bahasa Sunda masa kini. Metode penelitian bersifat deskriptif. Kamus disusun berdasarkan kata-kata yang diambil dari naskah yang telah ditransliterasi filolog tanpa memperbaiki atau memperhatikan , dan disebarluaskan kepada masyarakat Sunda, dan kebudayaan Sunda, dan kertas. Sumber data terdiri atas 20 buah naskah dan prasasti yang ditulis dengan aksara Sunda Kaganga, dan kesenian yang kesemuanya terangkum dan disusun dalam sebuah Kamus Bahasa dan Seni Budaya Sunda Buhun Abad 11 sampai dengan 20 Masehi, dan Latin. Bahasanya meliputi Sunda Buhun, dan menyeluruh, dan presentasi. Keunikan kamus ini adalah data diambil dari naskah dan prasasti Sunda abad ke-11 s.d 20 Masehi, dibaca, dipahami, economic, Ekonomi, epigraphy, gradasi, gradation, hancur, hanya para ahli yang masih menguasainya dan tidak banyak karena masih bisa dihitung dengan jari yang lama kelamaan mereka akan semakin uzur seperti layaknya naskah-naskah dan prasasti Sunda yang akan , heuristik, include: belief system, karena kamus semacam ini belum pernah ada yang menggarap dan menyusunnya secara mendetail dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan ‘produk baru’, Kawali (the 14th century), kemasyarakatan, language and arts. All these are the basic components of a dictionary of the ancient Sundanese language and culture in the period of 11th to 20th. The aim of the research is to compose a dictionary of, lengkap, manuscripts, Naskah, nipah, of the manuscripts and epigraphy. This kind of dictionary has never been published before by any publishers or institutions. This dictionary is bilingual between the ancient Sundanese and the Indonesi, Pegon, pendidikan, Penelitian ini mengungkapkan istilah tujuh aspek budaya Sunda yang diambil dari naskah dan prasasti Sunda yang meliputi sistem religi, prasasti, saeh, scientific, selecting data, seleksi, Seni, Social, technology, teknologi, the dictionary is based on words originating from twenty ancient Sundanese manuscripts originally transliterated by philologists without editing. The data processing consists of: heuristic, This research is to study the terms of seven aspects culture originated from the Sundanese manuscripts and epigraphy, which is relatively more complete, yang baik bahasa maupun aksaranya sudah tidak dikenali dan tidak dipahami lagi oleh masyarakat Sunda, yang diharapkan dapat dipublikasikan agar dapat dikenali, yang lebih terperinci
Penelitian ini mengungkapkan istilah tujuh aspek budaya Sunda yang diambil dari naskah dan prasasti Sunda yang meliputi sistem religi, teknologi, kemasyarakatan, ekonomi, pendidikan, bahasa, dan kesenian yang kesemuanya terangkum dan disusun dalam sebuah Kamus Bahasa dan Seni Budaya Sunda Buhun Abad 11 sampai dengan 20 Masehi, yang lebih terperinci, lengkap, dan menyeluruh, yang diharapkan dapat dipublikasikan agar dapat dikenali, dibaca, dipahami, dan disebarluaskan kepada masyarakat Sunda, karena kamus semacam ini belum pernah ada yang menggarap dan menyusunnya secara mendetail dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan ‘produk baru’, dalam arti berbeda dari kamus sejenis lainnya yang telah digarap lebih dulu dan belum pernah diterbitkan oleh pihak mana pun. Kamus ini bilingual. Bahasa sumbernya bahasa Sunda Kuno. Bahasa sasarannya bahasa Indonesia. Entri dan subentri diambil dari naskah Sunda (kuno) dan prasasti yang dibuat di Tatar Sunda sekitar abad ke XI s.d XX M. pada masa Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh sejak Prasasti Bantarmuncang (abad ke-11 Masehi) melalui Prasasti Kawali (abad ke-14 ) hingga Prasasti Batu Tulis (abad ke- 16 M). Bahan naskah terbuat dari lontar, saeh, nipah, daluang, dan kertas. Sumber data terdiri atas 20 buah naskah dan prasasti yang ditulis dengan aksara Sunda Kaganga, Cacarakan, Pegon, dan Latin. Bahasanya meliputi Sunda Buhun, Cirebon, dan bahasa Sunda masa kini. Metode penelitian bersifat deskriptif. Kamus disusun berdasarkan kata-kata yang diambil dari naskah yang telah ditransliterasi filolog tanpa memperbaiki atau memperhatikan baku atau tidaknya kata-katanya dalam bahasa Sunda Kuno melalui tahapan, heuristik, seleksi, gradasi, dan presentasi. Keunikan kamus ini adalah data diambil dari naskah dan prasasti Sunda abad ke-11 s.d 20 Masehi, yang baik bahasa maupun aksaranya sudah tidak dikenali dan tidak dipahami lagi oleh masyarakat Sunda, hanya para ahli yang masih menguasainya dan tidak banyak karena masih bisa dihitung dengan jari yang lama kelamaan mereka akan semakin uzur seperti layaknya naskah-naskah dan prasasti Sunda yang akan semakin lapuk, hancur, dan akhirnya musnah ditelan zaman apabila kita sebagai generasi muda tidak berusaha melestarikan dan menggarapnya. Hasil penelitian ini sangat berguna bagi kelestarian bahasa, aksara, naskah, prasasti, seni, dan kebudayaan Sunda.
This research is to study the terms of seven aspects culture originated from the Sundanese manuscripts and epigraphy, include: belief system, technology, social, economic, scientific, language and arts. All these are the basic components of a dictionary of the ancient Sundanese language and culture in the period of 11th to 20th. The aim of the research is to compose a dictionary of the ancient Sundanese language and culture, which is relatively more complete, comprehensive and detail. It may as well be important to know that dictionary resulted from the research is a new product in the sense that is differs from similar dictionaries. This dictionary will include details and elaboration, of the manuscripts and epigraphy. This kind of dictionary has never been published before by any publishers or institutions. This dictionary is bilingual between the ancient Sundanese and the Indonesian language. Entry and subentry in this dictionary are taken from the ancient Sundanese manuscripts and epigraphy in Sundanese region of the 11th to 20th century under the period of Sunda and Galuh Kingdoms. Sundanese epigraphy is generated from epigraphy of Bantarmuncang (the 11th century), Kawali (the 14th century), Batu Tulis (the 16th century); these manuscripts are written on lontar, saeh, and nipah leaves, daluang (rough paper), and paper. The primary sources of this dictionary are from twenty ancient Sundanese manuscripts and epigaphy written in characters of Sunda Kaganga, Cacarakan, Pegon, and Latin. The languages used in these manuscripts are ancients Sundanese, Cirebon, and recent Sundanese. The methodology of research used to compose this dictionary is descriptive. In this case, the dictionary is based on words originating from twenty ancient Sundanese manuscripts originally transliterated by philologists without editing. The data processing consists of: heuristic, selecting data, gradation, and presentation. The uniqueness of dictionary is of the sources of the 11th to 20th century Sundanese manuscripts and epigraphy, both languages and characters are no longer used today. Only certain people -if and very few- may be acknowledgeable. We hope this dictionary can give useful to preserve the languages, characters, manuscripts, epigraphy, arts, and Sundanese culture.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id