Abstrak RSS

Pengaruh Perbedaaan Sifat Spesies

Pengaruh Perbedaaan Sifat Spesies
Abun, Denny Rusmana, Deny Saefulhadjar
Fapet Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , , ,

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan gizi hasil fermentasi dari kombinasi bungkil kelapa dan onggok dengan dua spesies kapang yang berbeda, serta mengetahui nilai kecernaan bahan kering hasil fermentasi terbaik dari dua spesies kapang Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae pada ayam pedaging.
Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dalam dua tahap, yaitu: (1)
Fermentasi, menggunakan rancangan Acak Lengkap pola faktorial (2×5) yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah dua macam spesies kapang, yaitu: Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Faktor kedua adalah lima macam kombinasi jenis substrat, yaitu bungkil kelapa dan onggok dengan perbandingan: 100:0; 50:50; 25:75; dan 0%:100%; (2) Pengujian kecernaan bahan kering hasil fermentasi terbaik, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, tiga perlakuan ransum yang diulang lima kali; dan perlakuannya adalah: 10%
ransum yang mengandung kombinasi substrat tanpa difermentasi; 10% produk Rhizopus oligosporus; dan 10% produk Rhizopus oryzae. Ternak percobaan yang digunakan adalah ayam pedaging final stock “Arbor Acres” sebanyak 30 ekor.
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil fermentasi terbaik adalah kombinasi bungkil kelapa dan onggok dengan perbandingan 50%:50%, baik dengan Rhizopus oligosporus maupun Rhizopus oryzae, dan kedua jenis kapang tersebut tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap kenaikan
kandungan bahan kering, protein kasar dan serat kasar; (2) Kecernaan bahan kering ransum yang mengandung hasil fermentasi terpilih, nyata lebih baik di banding dengan ransum basal. Nilai kecernaan bahan kering hasil fermentasi oleh Rhizopus oligosporus adalah 71,95% dan Rhizopus oryzae adalah 72,75%, dan keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

The objectives of the research were to find out the nutrient value of fermented of coconut and cassava wastes mixed using two different species of mold, and to find out the best dry matter digestibility of fermented product from Rhizopus oligosporus and Rhizopus oryzae on broiler. Experimental method was applied and included two phases, i.e.: (1) Fermentation process, was executed using Completely Randomized Design with factorial pattern of 2 x 5 and three replications. The first factors was mold species, which were Rhizopus oligosporus and Rhizopus oryzae; whilst, The second factor was the substrate of coconut and cassava waste meal ratio, which were 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, and 0:100; (2) Dry matter gestibility test of the best fermented product was executed using Completely Randomized Design with three tereatments and five replications. The treatments included: 10% ration containing substrate combination without fermentation, 10% ration of Rhizopus oligosporus fermented product, and 10% ration of Rhizopus oryzae fermented product. 30 broiler of Arbor Acres final stock were used in this experiment. The results of the research showed that: (1) The best fermented product yielded from 50:50 coconut and cassava waste meal ratio both using Rhizopus oligosporus and Rhizopus oryzae; and those of mold had no significant effect on the increase of dry matter, crude protein, and crude fiber; (2) The digestibility of dry matter ration containing lected fermented product had a significant different and better compared to basal ration. The digestibility value of dry matter of fermented product from Rhizopus oligosporus and Rhizopus oryzae respectively were 71.95% and 72.75%, and both had no significant different.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id>/p>

Download: jurnal