Abstrak RSS

Produktivitas Ayam Buras

Produktivitas Ayam Buras
Marina Sulistyati, Kundrat Hidayat, Dani Garnida
Fapet Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Penggalian potensi ayam buras (kampung) menjadi semakin penting pada kondisi krisis ekonomi seperti sekarang. Hal tersebut menyebabkan kita perlu menengok potensi yang secara sosial diterima, secara ekonomi terjangkau dan secara teknologis mulai dikembangkan dan mudah diterapkan. Namun di pihak lain tingkat produktivitasnya masih rendah karena sistem pemeliharaan dan seleksinya yang kurang berkembang. Sistem pengetahuan lokal cara seleksi pada masyarakat pedesaan sebenarnya ada hanya kurang mendapat perhatian dan
minat para akademisi seperti pengetahuan Catur Rangga yang belum banyak dielaborasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk menganalisis produktivitas ayam buras hasil seleksi; b) Untuk menganalisis pengetahuan lokal peternak mengenai ayam buras; c) Untuk menganalisis hubungan antara produktivitas ayam buras hasil seleksi dengan pengetahuan lokal peternak. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini studi kasus dengan teknik PRA (Praticipation RuralAppraisal) partisipasi anggota kelompok melalui pola FGD (Focus Group Discussion). Data yang diambil untuk pengembangan sistem pengetahuan lokal berdasarkan variabel-variabel: (1) Sistem pengetahuan lokal, dengan parameter: a) Tulang; b) Bulu; c) Jengger; d) Kaki; e) Mata; f) Kloaka; g) Tulang dubur; h) Jari kaki; i) Kepala; Punggung. (2) Produktivitas, dengan parameter data produksi
telur per bulan. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Rank Spearman (Siegel, 1997) dan interprestasi dengan Guilford (Rakhmat, 1986). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: a) Produktivitas ayam buras hasil seleksi ditunjukkan oleh nilai rata-rata produksi telur 20,45/butir/bulan; b) Pengetahuan lokal peternak mengenai ayam buras sebagian besar searah dengan ilmu pengetahuan modern, yang pada mulanya dikonsepsikan dengan Catur Rangga untuk ayam adu kemudian juga digunakan untuk ayam produksi; c) Hubungan
antara produktivitas ayam buras dengan pengetahuan lokal: untuk produksi ratarata produksi telur/bulan menunjukkan hubungan yang sangat tinggi. Saran yang diajukan bahwa parameter dari pengetahuan lokal dapat dijadikan salah satu metode untuk mengetahui produktivitas ayam buras di tingkat peternak; perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai pengetahuan lokal untuk variabel lain.

Currently, potential analysis of local chicken becomes very important in such an economic crisis situation. Such potentials should consider at least three aspects, i.e.: socially acceptable, economically reachable, and technologically applicable. By contrast, local chickens have characteristics of low productivity due to its less development of management and selection system. In fact, indigenous knowledge on selection system is practically existed amongst village community
but received little attention and favor by scientists, such as Catur Rangga (four domain features of food chicken) which has not been elaborated yet. The objectives of the research were (a) to analyze the productivity of selected local chicken; (b) to analyze the farmer indigenous knowledge an local chicken; (c) to analyze the relationship of the productivity of selected local chicken and farmer indigenous knowlege. The method used in this study case was Participation Rural
Appraisal (PRA) technique, which was the participation of group members was implemented through the Focal Discussion Group (FGD). Data to verify indigenous knowledge system development were based on variables, i.e.: (1) Indigenous knowledge system, included the parameters of bone, flume, crown, legs, eyes, anus bone, foot fingers, head, and back; (2) Productivity, which was the egg productivity per month. Rank Spearman test was used as analytical tool,
whilst the data interpretation was used Guilford. The result of the research showed that (a) the productivity of selected local chicken was 20.45 eggs/month; (b) farmer indigenous knowledge system indicated its relevance to modern scientific knowledge; (c) there was a high relationship between productivity and farmer indigenous knowledge system.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id