Abstrak
Perlakuan Superovulasi Sebelum Pemotongan Ternak
Nurcholidah Solihati
Unpad
Indonesia
Unpad
domba, pmsg, superovulasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan superovulasi selama 48 jam sebelum pemotongan ternak terhadap jumlah folikel, kualitas oosit, dan residu hormon gonadotropin eksogen. Penelitian ini menggunakan domba betina dewasa sebanyak delapan ekor yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing terdiri dari empat ekor domba. Siklus estrus diamati dengan cara melakukan pengamatan/deteksi estrus baik secara visual maupun dengan menggunakan pejantan pengusik (teaser). Perlakuan superovulasi dilakukan dengan memberikan injeksi intramuskular 500 i.u. PMSG (Folligon, Intervet) pada hari ke-10 dari siklus estrus. Pemotongan dilakukan 48 jam kemudian, kemudian diambil ovariumnya dan segera dievaluasi. Pengujian residu hormon dilakukan menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography), sampel diambil dari serum darah. Parameter yang diamati meliputi (1) Jumlah folikel berdasarkan ukuran dan, (2) Jumlah oosit berdasarkan kualitas, (3) Residu hormon gonadotropin eksogen (PMSG) pada ternak yang diberi perlakuan.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji t dengan ulangan sama. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara domba kontrol dengan domba yang mendapat perlakuan injeksi PMSG dalam hal jumlah folikel, jumlah oosit maupun kualitas oosit, namun jumlah folikel ukuran sedang (2-6 mm) dan oosit grade A pada domba yang diberi PMSG lebih banyak dibandingkan pada domba kontrol. Hasil pengujian dengan HPLC ditemukan kadar hormon PMSG sebanyak 240,62 i.u/ml.