Abstrak
Amplifikasi 0,4 kb Daerah
Yeni W. Hartati, Iman P. Maksum
FMIPA Unpad
Indonesia
Unpad
D-loop, D-loop region, forensic, Forensik, metode mouth scrap, mouth scrap method, mtDNA, PCR, polimorfisme, polymorphism
DNA mitokondria (mtDNA) manusia mudah mengalami mutasi sehingga mempunyai laju polimorfisme tinggi. Daerah genom mitokondria manusia yang mempunyai polimorfisme tertinggi adalah D-loop, yaitu daerah non penyandi. Sifat khas lain mtDNA adalah pola pewarisan melalui garis ibu tanpa mengalami rekombinasi dengan mtDNA ayah. Karakteristik-karakteristik ini dapat digunakan untuk menentukan identitas seseorang dalam keperluan analisis forensik terutama untuk sampel referensi dari keluarganya yang segaris keturunan ibu.. Penelitian ini telah berhasil mengamplifikasi 0,4 kb daerah D-loop mtDNA manusia dari sel epitel rongga mulut dengan metode mouth scrap hasil modifikasi metode Maniatis. Sampel mtDNA diamplifikasi dengan teknik PCR menggunakan primer M1/M2. Elektroforesis Fragmen PCR 0,4 kb dilakukan dengan penghantar arus pada tegangan 75 volt selama 45 menit serta digunakan pUC19/HinfI sebagai marker. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif yang paling mudah dan cepat untuk keperluan forensik dalam tahap lisis sel dan amplifikasi DNA, sebelum tahap penentuan urutan DNA.
Human mitochondrial DNA (mtDNA) is highly polymorphic due to its high mutation rate. D-loop as non coding region of human mitochondrial genome posses highest polymorphism. Another spesific characteristic of mtDNA is maternally inherited without recombination with paternal mtDNA. These characteristics can be used to confirm individual identity for forensic analysis especially for reference sample analysis from maternal lineage family. The result of this research had amplified 0.4 kb PCR fragment which was obtained through isolation of DNA from ephitelium cell with mouth scrap method. D-loop region of each mtDNA was amplified by PCR technique using M1/M2 primers. Electrophoretic of 0.4 kb PCR fragment was done on 75 Volt and for 45 minutes, and was used pUC19/HinfI as a marker. This result can be used as an alternative method that easiest and fastest for forensic analysis in cell lysis and DNA amplification steps, prior to sequencing of the DNA.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id