Abstrak RSS

Hubungan Pemeriksaan Orofasial

Hubungan Pemeriksaan Orofasial
Sjarif Hidajat
FK Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , ,

Sindrom Down tipe mosaic telah diketahui mempunyai gejala klinis secara umum lebih ringan daripada tipe trisomi penuh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya fenomena tersebut dibidang orofasial. Penelitian ini dirancang berupa studi cross sectional terhadap 33 penderita sindrom Down di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Semua subjek diketahui jenis kelaminnya yaitu mosaic 10 orang dan tipe penuh 23 orang. Dilakukan pemeriksaan orofasial dan pengukuran bentuk kepala. Pemeriksaan orofasial meliputi pemeriksaan lidah, palatum dan gigi geligi. Pemeriksaan lidah meliputi adanya makroglosi ringan, berat, sedangkan pemeriksaan gigi meliputi waktu erupsi gigi sulung, bentuk, dan ukuran gigi. Hasil uji statistik untuk makroglosi berat ρ = 0,02 cukup bermakna ini menunjukkan bahwa makroglosi berat dapat digunakan sebagai prediktor kariotipe sindrom Down. Hasil uji untuk waktu erupsi gigi sulung ρ = 0,02 cukup bermakna bahwa waktu erupsi gigi sulung untuk tipe penuh lebih lambat dari yang mosaik, demikian juga hasil uji bentuk dan ukuran gigi ρ = 0,02 cukup bermakna bahwa bentuk gigi lebih kecil (konus) cenderung lebih banyak terjadi pada tipe penuh. Kesimpulannya adalah pemeriksaan makroglosi berat dalam hal ini relative macroglosia, waktu erupsi gigi sulung, bentuk dan ukuran gigi dapat dipakai sebagai prediktor kariotipe sindrom Down.

Mosaic type Down syndrome appears clinically less severe abnormality than full karyotype. The purpose of this study is to evaluate those phenomene occur in the orofacial pattern. This is a cross sectional study concerning 33 Down syndrome patients at Hasan Sadikin General Hospital, Bandung. Patient’s karyotype are known as mosaic type (n=10) and full trisomy (n=23). Orofacial evaluation and measurement was done. It consisted of cranial, tongue, palatum and teeth formation including macroglossia, teeth size and time of decidual teeth eruption examinations. As the result, severe macroglossia could be used as predictor of karyotype (ρ = 0,02). Full trisomy Down syndrome tends to be higher of delayed decidual teeth eruption (ρ = 0,02) and smaller teeth (conus type) (ρ = 0,02). concluded that severe macroglossia, delayed decidual teeth eruption and smaller teeth could be used as a predictor of full trisomy Down syndrome.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id