Abstrak 
Makna Tsuukagirei Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang Sejak Kelahiran Hingga Pernikahan
Amaliatun Saleha
Unpad
Indonesia
Unpad
religious rituals, ritual keagamaan, Shinto, tsuukagirei, “tsuukagirei”
Shinto memberikan penekanan pada kemurnian ritual keagamaan. Ritual keagamaan ini dilakukan oleh hampir seluruh orang Jepang, dan merupakan dasar dari kehidupan beragama mereka. Dalam ritual ritual keagamaan ada yang disebut tsuukagirei (tsuuka: transit; girei: ritual/upacara). Tsuukagirei merupakan ritual keagamaan yang berkaitan dengan peralihan tahap kehidupan orang Jepang, misalnya ritual keagamaan sejak tahap kehamilan, kelahiran, hingga pernikahan. Kehamilan, kelahiran hingga pernikahan merupakan proses menuju kedewasaan. Apabila dilihat dari sosiologi, pada tahap ini keluarga terpusat pada tujuan (family of orientation). Sejak kelahiran hingga pernikahan, yang membesarkan dan merawat anak khususnya adalah ibu, dan yang menjadi masyarakat pada tahap ini adalah sekolah.
The emphasis on the purity of Shinto is religious rituals. Religious ritual is done by almost all Japanese, and it is the basis of their religious life. In the Shinto’s religious ritual there is called “tsuukagirei” (“tsuuka”: transit; “girei”: ritual / ceremony). “Tsuukagirei” is a religious ritual associated with the transition stage of the life of Japanese people, for example, the religious rituals since the stage of pregnancy, birth, until marriage. Pregnancy, birth until marriage is a process towards maturity. In sociology point of view, at this stage, family centered on goals (family of orientation). From birth until marriage, the rearing and caring for children in particular is the mother, and the public at this stage is the school.