Abstrak
TELAGA (Teknologi Pelapas Dahaga); Sebuah Inovasi Teknologi Penyaring Air Menjadi Air Minum pada Bencana Banjir (TELAGA (Teknologi Pelapas Dahaga); As An Innovation Technology on Drinking Water Treatment During Flood Disaster)
Sri Yusnita Irda Sari, Bayu Hanggara, Syahri Abdillah, Guido van Hofwegen, Lieselotte Heederik
Universitas Padjadjaran, Proceeding Book Pertemuan Ilmiah Tahunan Inovasi Bidang Kesehatan Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Manusia 2017, Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, ISBN 978-602-50668-0-1
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Proceeding Book Pertemuan Ilmiah Tahunan Inovasi Bidang Kesehatan Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Manusia 2017, Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, ISBN 978-602-50668-0-1
banjir, bencana, Disaster, drinking water treatment, flood, innovation, inovasi, pengolahan air minum, technology, teknologi
Akses air minum yang aman adalah salah satu masalah terbesar pada masa bencana. Korban bencana berisiko tinggi menderita penyakit tular air karena kurangnya pasokan air minum yang aman dan rendahnya higiene sanitasi. Sumber air baku yang tersedia dilokasi umumnya terkontaminasi dan harus diolah sebelum dikonsumsi. Inovasi ini adalah sebuah teknologi tepat guna untuk membantu organisasi/institusi menyediakan alat bantu kemanusiaan bagi korban bencana dan menyelesaikan masalah suplai air minum pada daerah yang sulit dijangkau tanpa membutuhkan sumber energi listrik atau energi lain. Kami memodifikasi sebuah prototipe alat penyaring air yang mengubah air baku (air tanah, air sungai, air hujan, bahkan air banjir) menjadi air minum. Prototipe ini dinamakan TELAGA (Teknologi Pelepas Dahaga), terdiri dari 3 kontainer, busa anti lumpur, karbon aktif dan 6 buah filter keramik yang menyaring 42.000 liter air baku dan digunakan selama 7 bulan tanpa penggantian filter baru. Air baku dituangkan pada kontainer pertama, partikel berukuran besar akan mengendap dengan gaya grafitasi pada dasar kontainer, air baku disaring oleh busa anti lumpur kemudian mengalir melalui 2 tabung berisi karbon-aktif yang menetralisir kontaminan kimiawi terlarut. Pada kontainer kedua air berubah menjadi air bersih, selanjutnya difiltrasi oleh 0,4 mikron pori filter keramik untuk menghilangkan patogen mikrobiologi (bakteria, kista, parasit dll). Keramik filter dilapisi perak sebagai desinfektan dan diisi karbon-aktif yang memperbaiki rasa air. Air mengalir ke kontainer ketiga dan menjadi air yang dapat diminum. Air minum yang aman sangat dibutuhkan sebagai respon cepat menyelamatkan nyawa manusia, inovasi ini dapat menjadi bagian dari kunci untuk menyelesaikan masalah respon bantuan kemanusiaaan.
Access to safe drinking water is one of the biggest problems during disaster, victims have higher risk to get water-borned diseases due to lack of safe drinking water and poor hygiene-sanitation. Available raw watersources in the location might be contaminated and need further treatment to be consumed. Our invention is appropriate technology which help organizations/institutions to provide humanitarian aid for disaster victims and solve the problem of drinking water supply in inaccessible area without complicated electricity or other energy sources. We modified simple water treatment prototype which transforming raw watersources (e.g. ground, river, rain and flood water) into potable water. This prototype named TELAGA (Teknologi Pelepas Dahaga) consists of 3 containers, anti mud-sponge, carbon-active and 6 ceramic filters which filter 42,000 liters raw water and can be utilized for 7 months without replacement of new filters. Raw water is poured into first container, large size particles will precipitate by gravity in container base, raw water is filtered by anti mud-sponge then flowing through 2 tubes containing carbon-active which neutralized dissolve chemicals contamination. In second container it become clean water, then filtered by 0.4 micron pores ceramic filter to relieve microbiological pathogens (bacteria, cists, parasites etc). Ceramic filter is coated by silver as disinfectant agent and fill up with carbon-active to ameliorate taste of water. Water is flowed into third container and considered as potable water. Safe drinking water is urgently needed in fast response to save human life, this innovation is part of problem solving key in humanitarian aid response.