Abstrak
Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Isoflavon Dari Ampas Tahu
Tensiska, Marsetio, dan Silvia Oktavia Nur Yudiastuti
Unpad
Indonesia
Unpad
aktivitas antioksidan, antioxidant activity, Isoflavon, organic solvent, pelarut organik
Isoflavon dalam ampas tahu terdiri atas komponen polar (terikat gula atau glikon) dan komponen nonpolar (tidak terikat gula atau aglikon). Isoflavon diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut organik dan HCL secara maserasi.. Penelitian bertujuan menentukan jenis pelarut yang dapat menghasilkan isoflavon dengan aktivitas antioksidan terbaik dan mengetahui stabilitasnya terhadap suhu pengolahan pangan . Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen deskriptif diikuti dengan analisis regresi. Perlakuan yang dicoba adalah pelarut etanol (polar), etil asetat (semi-polar), dan heksan (nonpolar), pada masing-masing pelarut ditambahkan HCL 4N sehingga rasio ampas tahu : pelarut organik : HCl = 2 : 8 : 1. Karakteristik yang diamati adalah rendemen ekstraksi, aktivitas antioksidan dihitung sebagai waktu induksi, stabilitas terhadap panas dari antioksidan pada suhu pasteurisasi dan sterilisasi komersial, serta konsentrasi komponen daidzein (aglikon) dari isoflavon dengan HPLC.
Ekstrak etil asetat merupakan ekstrak terbaik yang memiliki rendemen sebesar 19,0267%, waktu induksi (hari ke-12) lebih rendah dari BHT (>12 hari), jumlah komponen daidzein sebanyak 2,28 mg/100g tepung. Setelah dipanaskan pada suhu pasteurisasi serta sterilisasi komersil, aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat menurun sampai 50 % yang ditunjukkan dengan penurunan waktu induksi dari 12 hari menjadi 6 hari.
Isoflavone in okara (tofu waste) contains polar components conjugated with glycoside or glycones and non-polar components which are aglycones. Isoflavone can be extracted by organic solvent maceration extraction.. This research aims at establishing the most suitable organic solvent that could yield isoflavone with the best antioxidant activity. A descriptive experimental method was employed followed by regression analyses. The experiment consisted three treatments and replications. The treatments ethanol (polar solvent), ethyl acetate (semi-polar solvent), and hexane (non polar solvent) with addition of HCL 4N. The characteristics of the isoflavone extracts observed were yield, antioxidant activity, antioxidant heat stability test at pasteurization and sterilization temperatures and isoflavone components by HPLC.
The best result was obtained in the ethyl acetate extract. The ethyl acetate extract yield was 19,0267% with an induction period for antioxidant activity attained at day 12 which was lower than standard’s (BHT) induction period and contained 2,28 mg daidzein/100g okara (db/db). Heat stability of antioxidant after reached pasteurization and sterilization temperatures was deacreas up to 50 % which showed by induction period deacreasing from 12 days to 6 days.