Abstrak
Penubuhan Kehamilan: Narasi, Subjektivitas dan Tantangan Patriarkal
Aquarini Priyatna Prabasmoro
Universitas Padjadjaran, Disajikan untuk didiskusikan pada Institut Nalar Jatinangor, 11 Februari 2006
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Disajikan untuk didiskusikan pada Institut Nalar Jatinangor, 11 Februari 2006
narasi, Subjektivitas, Tantangan Patriarkal
Saya tahu saya hamil sebulan setelah saya menikah. Saya beritahukan ibu saya, tetapi ia tidak sedikit pun bahagia dan senang. Terlalu cepat, terlalu dekat. Ia menghitung hari. Saya dapat dengan jelas melihatnya. Kemudian saya mengalami keguguran. Beauvoir berspekulasi bahwa keguguran, juga “gangguan” lain, adalah bagian dari psikis perempuan yang menolak fetus dan menghubungkannya dengan kematian. Tetapi saya tidak menolak ia yang tumbuh di dalam dan dari saya. Setelah dua bulan, saya memberitahukan ibu saya lagi, “Saya hamil.” Kini ia tersenyum dan tampak sumringah. Hamil bukanlah semata perkara biologis. Hamil adalah praktek sosial yang diletakkan dalam kerangka sosial. Kita harus hamil dengan benar untuk dapat hamil dengan berterima. Kadang-kadang kita diharapkan untuk tetap perawan juga. Tetapi itu hanyalah suatu permulaan.